Alfatihah merupkan surat pembuka kitabullah yang kita baca berulang (dalam sholat) setiap hari.
Terkandung di dalamnya induk segala pelajaran (tauhid) yang menjadi pokok-pokok ajaran Islam sejati
Tentu ada maksud dari perintah Allah untuk membacanya berulang-ulang, setidaknya ada hal penting yang harus selalu kita ingat.
Memahami kandungan surat Al Fatihah menjadi sangat penting dilakukan bagi seorang Muslim.
Berbagai cara bisa dilakukan, salah satunya membaca tafsir, bagi yang tidak punya kemampuan ilmu untuk memahami langsung dari bacaannya.
Ayat 1
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang
***
Keteladanan bagi kita untuk memulai suatu pekerjaan penting dengan menyebut nama Allah.
Melakukannya atas kehendak Allah, dengan kekuatan dari Dia, dan bertanggung jawab kepada-Nya
Ayat 2
ٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ
Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam
***
Segala pujian hanya untuk Allah, meskipun memuji seseorang yang telah berjasa baik kepada kita, tapi hakikatnya memuji Allah.
Mengapa?
Karena dia tidak akan dapat berbuat apa-apa jika tidak karena Allah Maha Pemurah dan Penyayang mengizinkannya.
Ayat 3
ٱلرَّحۡمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ
Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,
***
Semakin tinggi kecerdasan seorang hamba, bertambah terasa olehnya betapa Ar-Rahmannya Allah terhadap dirinya.
Manusia kadang lupa akan Rahmat Allah karena tidak pernah dipisahkan dari rahmat tersebut.
Lupa akan berartinya matahari, karena setiap hari merasakan kehangatannya, tidak pernah terpisah darinya.
Rahmat ilahi nampak pada seekor induk ayam yang memanggil-manggil anaknya saat menemukan makanan, sedang dia tidak ikut makan. Induk ayam pun tak takut menghadapi siapapun pengganggu anak-anaknya, hal itu karena Rahmat yg telah dianugerahkan kepadanya.
Ayat 4
مَٰلِكِ يَوۡمِ ٱلدِّينِ
Pemilik hari pembalasan.
***
Allah Maha Rahman, Rahim namun Dia juga adil, dapat berlaku keras kepada yang melanggar aturan-Nya.
Di dunia ini, yang ada penilaian semata, tidak ada pembalasan yang sebenarnya, juga tidak ada perhitungan yang adil secara hakiki.
Ayat 5
إِيَّاكَ نَعۡبُدُ وَإِيَّاكَ نَسۡتَعِينُ
Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.
***
Hanya Dia yang patut dipuji (2) karena hanya Dia yang menjadikan dan memelihara alam, tiada sekutu.
Tauhid Uluhiyah: mengakui bahwa yg patut disembah (diibadati) hanya Allah.
Tauhid rubbubiyah: mengakui yang patut untuk dimohon pertolongan, hanya Allah.
Pantaskah jika Allah yang menolong, tapi mengucapkan terimakasihnya kepada yang lain?
Ibadat artinya memperhambakan diri dengan penuh kesadaran dan kerendahan. Diperkuat lagi oleh cinta hakiki, tidak terbagi pada yang lain. Jikapun cinta pada yang lain, karena yang lain itu nikmat dari-Nya. Misalnya pasangan, anak, harta, dll.
Berharap cinta dan kasih sayang-Nya.
Setiap orang bekerja dan berusaha sesuai bakatnya. Saling menolong dengan sesama manusia, dalam rangka minta tolong kepada Allah. Hal itupun merupakan perintah Allah, sehingga juga bagian dari ibadah.
Ayat 6
ٱهۡدِنَا ٱلصِّرَٰطَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ
Tunjukilah kami jalan yang lurus.
***
Puncak permohonan pertolongan kepada Allah adalah minta diberi petunjuk ke jalan yang lurus, agar selamat menjalani kehidupan.
Petunjuk menuju jalan yang lurus (menurut sebagian ahli tafsir), bisa berupa:
1. Al Irsyad, kecerdikan dan kecerdasan, yang sebelumnya didahului dengan naluri.
2. Taufiq, bersesuaian antara kehendaknya dengan apa yang direncanakan Allah.
3. Al Ilham, diberi petunjuk supaya dapat mengatasi sesuatu yang sulit
4. Ad-Dilalah, ditunjukkan dalil-dali dan tanda-tanda dimana tempat berbahaya, mana yang bisa dilalui, dll.
Ayat 7
صِرَٰطَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمۡتَ عَلَيۡهِمۡ غَيۡرِ ٱلۡمَغۡضُوبِ عَلَيۡهِمۡ وَلَا ٱلضَّآلِّينَ
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
***
Orang yang telah diberi nikmat: Allah ridho kepadanya.
Permulaan dari ridho Allah adalah bilamana telah tumbuh dalam jiwanya keinsafan beragama; Islam, Iman, Ihsan. Kemudian tumbuhlah cahaya dalam dirinya, yang akan meneranginya sampai akhirat.
Orang yg dimurkai: telah diberi petunjuk, telah diutus Rasul-rasul, kitab Wahyu, tapi masih memperturutkan hawa nafsunya. Telah ditegur berulang-ulang, tidak juga peduli. Telah sampai padanya kebenaran, tapi ditolaknya.
Orang yang sesat: berani membuat jalan sendiri di luar yang digariskan Allah.
Menurut Syaikh Mohammad Abduh, orang yang sesat terbagi dalam 4 golongan:
1. Dakwah belum sampai kepadanya atau dakwah sampai sebatas informasi, tidak ada tuntunan dalam beragama.
2. Sampai dakwah kepadanya, ada tuntunan tapi keimanan belum terpatri dalam hatinya.
3. Dakwah sampai dan mereka akui, tapi tidak menggunakan akalnya untuk berpikir dan menyelidiki hakikatnya. Berpegang teguh pada hawa nafsu atau ajaran lama atau menambah-nambah/bid'ah.
4. Sesat dalam beramal, memutar-mutar hukum dari maksud yang sebenarnya. Bangga merasa berhasil mengelabuhi Allah. Kesesatan yang timbul dari kepintaran otak tapi batinnya kosong iman.
Reff. Tafsir Al Azhar (Prof.Dr.Hamka)