Monday, March 12, 2018

Tafsir Qur'an Surat Al-Isra' ayat 36


وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.

Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas,"Maksudnya adalah janganlah kamu berkata tanpa didasari dengan ilmu."

Kemudian Aufi mengemukakan dari Ibnu Abbas juga, “Janganlah kamu berkata kepada seseorang terhadap apa yang kamu tidak ketahui.”

Muhammad bin Al-Hanafiyyah berkata,“Yakni, dengan kesaksian palsu.”

Qatadah mengatakan,"Janganlah kamu mengatakan, 'Aku melihat,’ padahal kamu tidak melihat, 'Aku mendengar', padahal kamu tidak mendengar, atau 'Aku mengetahui,’ padahal kamu tidak tahu, sesungguhnya Allah akan meminta penanggungjawaban kepadamu terhadap semua hal tersebut."

Dan yang terkandung dari semua yang mereka sebutkan itu adalah, bahwa Allah Swt. melarang berkata tanpa didasari pengetahuan, yang tidak lain itu hanya sangkaan dan khayalan. Sebagaimana Allah  berfirman, " ...jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dasa. .. ” (QS. Al-Hujurat: 12)

Dalam sebuah hadits juga disebutkan,“Jauhilah oleh kalian prasangka, karena prasangka itu merupakan sedusta-dustanya ucapan."

Dalam kitab Sunan Abi Dawud diriwayatkan, bahwasanya Rasulallah Saw. bersabda, “Seburuk-buruk kendaraan seseorang adalah apa yang mereka duga.

Dan dalam hadits lain disebutkan,"Sesungguhnya seburuk-buruknya fitnah adalah mengaku matanya melihat padahal ia tidak melihat. "

Sedangkan dalam Shahih Al-Bukhari diswbutkan,"Barang siapa yang mengaku bermimpi padahal ia tidak bermimpi, maka ia akan dipaksa pada hari kiamat untuk menyatukan dua biji gandum dan ia tidak akan bisa menyatukannya. ”

Dan firman Allah "Semuanya itu.” Yakni semua sifat dari pendengaran, penglihatan, dan hati,  "akan diminta penanggungjawabannya.” Maksudnya, seseorang hamba kelak akan diminta pertanggungjawaban mengenai hal itu pada hari kiamat serta apa yang telah dilakukan dengan anggota tubuh tersebut.

Sumber: tafsir Ibnu Katsir jilid

***
Betapa pentingnya paham sebelum melakukan sesuatu, mengingat semua yang kita lakukan akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah.

Seharusnya, kita mempertimbangkan dengan matang sebelum melakukan sesuatu, agar tidak menyesalinya, terutama hal-hal yang sekiranya menyakiti dan merugikan orang lain, maupun yang meninggalkan catatan dosa bagi diri kita.

Friday, February 2, 2018

Tafsir Surat Muhammad ayat 1-3

Tafsir Surat Muhammad (surat ke 47) ayat 1-3

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ الَّذِينَ كَفَرُوا وَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ أَضَلَّ أَعْمَالَهُمْ

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَآمَنُوا بِمَا نُزِّلَ عَلَىٰ مُحَمَّدٍ وَهُوَ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ ۙ كَفَّرَ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَأَصْلَحَ بَالَهُمْ

ذَٰلِكَ بِأَنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا اتَّبَعُوا الْبَاطِلَ وَأَنَّ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّبَعُوا الْحَقَّ مِنْ رَبِّهِمْ ۚ كَذَٰلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ لِلنَّاسِ أَمْثَالَهُمْ

1. Orang-orang yang kafir dan menghalangi (manusia) dari jalan Allah, Allah menyesatkan perbuatan-perbuatan mereka.

2. Dan orang-orang mukmin dan beramal shaleh serta beriman kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad dan itulah yang haq dari Rabb mereka, Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki keadaan mereka.

3. Yang demikian adalah karena sesungguhnya orang-orang kafir mengikuti yang batil dan sesungguhnya orang-orang mukmin mengikuti yang haq dari Rabb mereka. Demikianlah Allah membuat untuk manusia perbandingan-perbandingan bagi mereka (QS. Muhammad [47]: 1-3)

***

Allah swt. berfirman:

alladziinakafaruu ---   "Orang-orang yang kafir,” maksudnya, (kafir/ingkar) terhadap ayat-ayat Allah.

washodduu --- “Dan menghalangi (manusia),” yaitu, selain mereka.

'an sabiilillaaHi adholla a'maalahum ---  “Dari jalan Allah, Allah menyesatkan perbuatan-perbuatan mereka"

Maksudnya, Allah akan membuat segala perbuatan mereka menjadi sia-sia dan hilang, tidak mendapatkan pahala atau balasan apapun, sebagaimana firman-Nya : waqodimnaa ilaa maa 'amiluu min 'amalin  fa ja'alnaaHu Habaa an mantsuuron --- "Dan Kami akan perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.” (QS. AI_Furqan [25]: 23).

Kemudian Allah swt. berfirman:

walladziina aamanuu wa'amilushshoolihaati : ---- “Dan orang-orang mukmin dan beramal shaleh, " maksudnya, hati dan jiwa mereka beriman, lalu anggota badan mereka pun tunduk terhadap syari'at Allah swt. secara lahir dan batin.

wa aamanuu bimaa nuzzila 'alaa muhammadin : ---  “Serta beriman kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad," maksudnya, di dalam ayat ini Allah swt. meng-athaf-kan perkara yang khusus kepada yang umum, dan ini menjadi dalil bahwa beriman terhadap apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. merupakan syarat sahnya keimanan setelah diutusnya Rasulullah saw.

Dan firman Allah swt.

waHuwalhaqqu mirrobbiHim : ---  “Dan itulah yang haq dari Rabb mereka,” merupakan penjelasan yang baik pada kalimat sebelumnya.

Oleh karenanya Allah swt. berfirman:

kaffaro 'anHum sayyi aatiHim wa ashlaha baalaHum : ---  "Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki keadaan mereka. ”
Ibnu Abbas ra. mengatakan, “Maksudnya adalah urusan mereka." Mujahid mengatakan, “Perkara mereka.”
Qatadah dan Ibnu Zaid mengatakan,Huw “Keadaan mereka.”
Semua makna tersebut saling berdekatan. Disebutkan di dalam hadits tentang mendoakan orang yang bersin,

yaHdiikumullaHu wayushlih baalakum

"Semoga Allah swt. memberikan petunjuk kepada kalian dan memperbaiki keadaan kalian"

Kemudian Allah swt. berfirman :

dzaalika bi annalladziina kafaruuttaba'ulbaathila : ---  “Yang demikian adalah karena sesungguhnya orang-orang kafir mengikuti yang batil, ” maksudnya, sesungguhnya Allah swt. menyia-nyiakan amal perbuatan orang-orang kafir, dan Allah  mengampuni keburukan-keburukan orang-orang yang berbuat baik serta Allah akan memperbaiki keadaan mereka, karena orang-orang kaflr itu mengikuti kebatilan, yakni lebih memilih kebatilan dari pada kebenaran.

wa annalladziina aamanuuttaba'ulhaqqo minrobbiHim. Kadzaalika yadhribullaaHu linnaasi amtsaalaHum : --- “Dan sesungguhnya orang-orang mukmin mengikuti yang haq dari Rabb mereka. Demikianlah Allah membuat untuk manusia perbandingan-perbandingan bagi mereka.” Maksudnya, Allah swt. menjelaskan kepada mereka akibat dari perbuatan-perbuatan mereka, dan apa yang akan menjadi tempat tinggal mereka kelak pada hari kiamat.

Sumber : Tafsir Ibnu Katsir jilid 9, penerbit Insan Kamil

***

Yang dapat disimpulkan dari ayat-ayat ini:

Orang kafir : orang yang mengingkari ayat-ayat Allah dan menghalangi manusia dari jalan Allah, akibatnya, amal baik mereka menjadi sia-sia, Allah tidak memberi balasan/pahala.

Orang mukmin : beriman kepada ayat-ayat Allah, juga yang diturunkan kepada nabi Muhammad dan taat melaksanakan perintah-Nya, Allah akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya dan memperbaiki keadaannya.

***

Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan maupun kesimpulan.

Friday, January 26, 2018

Urgensi Membaca Tafsir Al Qur'an



Perlukah kita membaca tafsir Al Qur'an? Mempelajari isinya?

Al Qur'an merupakan pegangan hidup bagi manusia yang berisi petunjuk dan tuntunan agar selamat mengarungi kehidupan di dunia. 

Al Qur'an berbahasa Arab, sehingga orang-orang yang tidak memahami bahasa Arab butuh terjemah sesuai bahasa yang dikuasainya, untuk bisa memahami isinya kemudian mengamalkannya dalam menjalani kehidupan.

Al Qur'an diwahyukan sekitar 1500 tahun lalu. Waktu yang begitu jauh terpisah dengan saat diturunkannya, terkadang mengalami distorsi dalam memahaminya. Di sinilah peran para ulama yang secara estafet mengajarkan kepada umat yang selalu berganti, agar pemahamannya sesuai dengan saat diturunkan dan sesuai dengan kondisi zamannya.

Dengan membuat blog ini, saya berharap, terus termotivasi membaca tafsir yang ada di rumah, sebagai salah satu usaha sederhana untuk lebih memahami Al Qur'an, mengingat belum berkesempatan belajar secara langsung kepada salah satu sosok ulama, untuk mempelajari Al Qur'an. Mungkin, seperti itulah salah satu tujuan dari para mufasir menuliskannya.

Sekali melangkah, dua tiga pulau terlampaui, itu merupakan salah satu tips saya dalam memilih aktivitas. Saya membaca dan mencoba memahami untuk bisa diamalkan, sekaligus berbagi kepada pembaca blog yang mungkin belum berkesempatan membaca langsung buku fisik tafsir yang ada.

Teknisnya, sebagian postingan berisi copas dari buku tafsir yang akan saya sebutkan sumbernya, dengan bantuan salah satu aplikasi, sebagian lainnya merupakan bentuk catatan saya tentang tema yang sedang dibahas. Saya usahakan ada batas antara keduanya, sehingga tidak tercampur mana yang tafsir, mana yang catatan pribadi.

Saya berharap, blog ini memberikan pencerahan dan bermanfaat untuk para pengunjung dan tercatat sebagai amal ibadah untuk setiap huruf yang saya ketikkan dan detik-detik waktu yang saya gunakan untuk mengelolanya, aamiin.

Tadabbur QS. Al-Fatihah

 Alfatihah merupkan surat pembuka kitabullah yang kita baca berulang (dalam sholat) setiap hari. Terkandung di dalamnya induk segala pelajar...